Berita Dakwah

Dakwah TKI Hong Kong, Kegigihan Muslim Minoritas di Negeri Rantau

Di antara sekian banyak orang yang larut dalam aktivitas bersenang-senang, ada pemandangan yang sangat menarik di Victoria Park. Di salah satu sudut lapangan tersebut, ada kesibukan lain yang turut mewarnai rekan-rekan pengembara Indonesia. Mereka tak bergaya ala artis Hollywood atau Bollywood, bukan pula kelompok partai atau golongan yang menganut isme-isme tertentu, tapi mereka adalah sekumpulan Buruh Migran yang sedang menimba ilmu agama di hari libur, demi mempertebal iman agar tidak luntur oleh budaya Hong Kong yang bebas. Terdiri dari beberapa ikhwan dan lebih dari seratusan akhwat.

Meskipun bukan seorang muslim yang terlalu ta’at dan bukan juga seorang musisi yang penuh kompetensi di industri seni, namun saya jengah setiap kali masa menjelang bulan suci Ramadhan tiba. Pasalnya, begitu sangat bisa dipastikan bahwa di kancah perhelatan industri musik Indonesia serentak dijejali oleh banyak musisi yang awalnya bukan pelantun tembang nasyid dan bukan juga pengusung lagu-lagu rohani, tiba-tiba berubah haluan menjadi penyanyi tembang-tembang islami layaknya para musisi religi. Penampilan mereka yang awalnya penuh semangat pembangkit syahwat dan dengan sengaja mengumbar aurat, seketika berlomba bergaya santun dengan pakaian khas layaknya santri. Materi lagu yang dulu acapkali tak bermutu, serta sangat jauh dari muatan misi edukasi (tak pernah beranjak dari persoalan cinta, perselingkuhan, & patah hati), sekarang berganti menjadi lagu-lagu sok suci dengan mengusung materi-materi surgawi.